BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada
sejumlah keterampilan yang harus dimiliki seseorang guru agar dalam mengerjakan
tugas profesionalnya berhasil secara optimal. Para ahli dari Stanford
university dan Sidney University mengidentifikasi sekitar 23 jenis keterampilan
mengajar.
Menurut
Wragg (1974) dari sejumlah keterampilan tersebut dapat diperas menjadi beberapa
keterampilan. Beberapa keterampilan dasar yang dianggapa sangat penting dan
dianggap dapat menunjang dalam implementasi KBK dijelaskan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Ketermpilan Dasar
Bertanya (Questioning)
1. Pengertian
Keterampilan
bertanya, bagi seseorang guru merupakan katerampilan yang sangat penting untuk
dikuasai. Karena itu dalam setiap proses pembelajaran, pembelajaran apa pun
yang digunakan bertanya merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang
tidak terpisahkan. Para ahli percaya, pertanyaan yang baik, memiliki dampak
yang positif terhadap siswa, diatntaranya:
a. Dapat
meningkatkan partisipsi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
b. Dapat
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, sebab berfikir itu sendiri pada
hakikatnya bertanya
c. Dapat
membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswa untuk menentukan
jawaban
d. Memusatkan
siswa pada masalah yang sedang dibahas
2. Jenis-jenis
Pertanyaan
Dilihad dari maksudnya,
pertanyaan terdiri dari:
a. Pertanyaan
permintaan (compliance question), yaitu pertanyaan yang mengandung unsure
suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang di ucapkan, oleh
karena itu pertanyaan ini tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi
yang diharapkan adalah tindakan siswa.
b. Pertanyaan
ritoris (rhetorical question), yakni jenis pertanyaan yang tidak menghendaki
jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
c. Pertanyaan
mengarahkan atau menuntun (prompting question), adalah pertanyaan yang
ditujukan untuk menuntun proses berfikir siswa, dengan harapan siswa dapat
memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.
d. Pertanyaan
menggali (probing question) adalah pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong
siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban. Jenis pertanyaan ini
sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
Dilihat dari tingkat kesulitan
jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan
pertanyaan tingkat tinggi.
a. Pertangan
pengetahuan (knowledge question)
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan
yang memiliki tingkat kesulitan yang paling rendah, karena hanya mengandalkan
kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga pertanyaan
yang menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali (recall question)
b. Pertanyaan
pemahaman (comprehension question)
Dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang
diharapkan, pertanyaan pemahaman lebih sulit dibandingkan dengan pertanyaan
jenis pertama, oleh sebab pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan siswa
untuk mengungkapkan kembali apa yang di ingatnya, akan tetapi pertanyaan yang
mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
c. Pertanyaan
aplikatif (application question)
Adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban agar
siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.
d. Pertanyaan
analisis (analysis question)
Adalah pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat
menguraikan suatu konsep tertentu.
e. Pertanyaan
sintesis (syinthesis question)
Pertanyaan jenis ini menghendaki agar siswa dapat
membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian meteri pembelajaran.
f. Pertanyaan
evaluasi (evaluation question)
Adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan
cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.
3. Teknik-teknik
bertanya
a. Beberapa
petunjuk teknis
1. Tunjukan
keantusiasan dan kehangatan
Adalah cara guru mengekspresiasikan pertanyaan atau
menjawab pertanyaan.
2. Berikan
waktu secukupnya kepada siswa untuk berfikir
Adalah ketidaksabaran untuk segera menemukan jawaban
yang sesuai dengan harapan guru.
3. Atur
lalu lintas bertanya jawab
Adalah ketika guru bertanya secara bersama-sama
siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit menangkap makna
jawaban yang diberikan guru.
4. Hindari
pertanyaan ganda
Adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban
sekaligus.
b. Meningkatkan
kualitas pertanyaan
1. Berikan
pertanyaan secara berjenjang
Adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai dari
pertanyaan tingkat rendah ke pertanyaan tingkat tinggi.
2. Gunakan
pertanyaan-pertanyaan untuk melacak
Pertanyaan yang sifatnya melacak sangat diperlukan
untuk meningkatkan kualitas bertanya sebagai alat pembelajaran. Beberapa hal
yang berkaitan dengan pertanyaan melacak di antaranya:
§ Ketika
guru mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu atau tidak
jelas, maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengharapkan siswa
memperbaiki kalimat yang diajukan.
§ Ketika
siswa menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan merut siswa sendiri,
maka guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumentasi
yang tepat dari siswa.
§ Ketika
siswa menjawab belum lengkap sesuai dengan konsep yang benar, maka guru dapat
membimbing agar siswa memberika jawaban yang lengkap.
B. Keterampilan Dasar
Memberikan Penguatan (Reinforcement)
1. Pengertian
Keterampilan dasar penguatan adalah
segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru
terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau
umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya yang diberikan sebagai
suatu dorongan atau koreksi.
2. Jenis-jenis
penguatan
Ada dua jenis penguatan yang bisa diberikan oleh
guru yaitu penguatan verbal dan non-verbal.
a. Penguatan
Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan
dengan kata-kata baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi.
b. Penguatan
Non-Verbal
Penguatan non-verbal adalah penguatan yang
diungkapkan melalui bahasa isyarat.
3. Teknik
Memberikan Penguatan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memberikan penguatan agar penguatan itu dapat meningkatkan motivasi
pembelajaran.
1. Kehangatan
dan Keantusisan
Ketika guru memberikan penguatan , tunjukan sikap
yang hangat dan antusias, bahwa penguatan itu benar-benar diberikan sebagai
balasan yang diberikan siswa.
2. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru adalah penguatan yang
wajar, sehingga benar-benar bermakna untuk siswa.
3. Gunakan
Penguatan yang Bervariasi
Penguatan yang digunakan dengan bahasa verbal dan
dengan gerakan-gerakan.
4. Berikan
Penguatan dengan Segera
Penguatan perlu diberikan segera setetalah muncul
respons atau tingkah laku tertentu.
C. Keterampilan Dasar
Variasi Stimulus (Variation Stimulus)
1. Pengertian
Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk
menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan,
sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan
berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.
2. Jenis-jenis
Variasi
Minimal ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat
dilakukan guru, yaitu:
a. Variasi
pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran
b. Variasa
dalam menggunakan media/ alat bantu pembelajaran
c. Variasi
dalam melakukan pola interaksi
3. Teknik-teknik
Variasi Stimulus
a. Variasi
pada Waktu Melaksanakan Proses Pembelajaran
§ Penggunaan
Variasi Suara (teacher voice)
Guru yang terampil megatur volume
suaranya, sehingga pesan mudah ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa. Guru
harus mampu mengatur irama suaranya. Ia juga akan mampu mengatur irama suara
sesuai dengan isi pesan yang ingin disampaikan.
§ Pemusutan
Perhatian (focusing)
Memusatkan perhatian siswa pada
hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru untuk memfokuskan perhatian
siswa.
§ Kebisaaan
Guru (teacher silence)
Guru mencoba untuk tidak berkata
apa-apa. Teknik ini bisa digunakan untuk menarik perhatian siswa, kemudian guru
diam sambil menatap siswa satu persatu, pastu mereka akan diam.
§ Mengadakan
Kontrak Pandang (eye contact)
Pandang setiap mata siswa dengan
penuh pehatian sebagai tanda bahwa kita memperhatikan mereka. Bahwa kontak mata
dapat menjadi magnet untuk menarik perhatian setiap siswa.
§ Gerak
Guru (teacher movement)
Gerakan-gerakan guru dapat membantu
untuk kelancaran berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami
dan diterima oleh siswa.
b. Variasi
dalam menggunakan media dan alat pembelajaran
Variasi penggunaan media dan alat
pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Dengan
menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti menggunakan
gambar, slide, foto, bagan dan lain sebagainya.
b. Variasi
alat atau media yang dapat didengar (auditif) seperti menggunakan radio, music,
deklamasi, puisi, dan lain sebagainya.
c. Variasi
alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan gerakan (mutorik).
c. Variasi
dalam Berintekrasi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa
dengan lingkungannya. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan
memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan
lingkungannya.
·
Pola Interaksi
Satu Arah

![]() |
·


Pola Interaksi
Dua Arah



![]() |
![]() |
||||
![]() |
|||||
·


Pola Interaaksi
Multi-Arah



![]() |
![]() |
||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
Gambar 9-1
Beberapa
Pola Interaksi
D. Keterampilan Membuka dan Menutup
Pelajaran (Set Induction and Closure)
1. Saat
Membuka Pelajaran (set induction)
a. Pengertian
Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran atau set
induction adalah usaha yang dilkukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat
pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi
yang diharapkan.
b. Tujuan
dan Teknik Membuka Pelajaran
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:
·
Menarik perhatian siswa, yang dapat
dilakukan dengan:
§ Menyakinkan
siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang dilakukan berguna untuk
dirinya.
§ Melakukan
hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa misalnya dengan menggunakan alat bantu.
§ Melakukan
interaksi yang menyenangkan
·
Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang
dapat dilakukan dengan:
§ Membangun
suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi
secara kekeluargaan
§ Menimbulkan
rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang
sedang hangat dibicarakan
§ Mengaitkan
materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa
·
Memberikan acuan atau rambu-rambu
tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan:
§ Mengemukan
tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam
hubungannya dengan pencapaian tujuan.
§ Menjelaskan
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang
harus dilkukan.
§ Menjelaskan
target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelaran berlangsung.
2. Menutup
Pembelajaran
1. Pengertian
Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan
gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta
keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengethui tingkat keberhasilan
siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
2. Teknik
Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara:
§ Merangkum
atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa
memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.
§ Mengonsolidasikan
perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima
dapat membangkikan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
§ Mengorganisasikan
kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi
yang telah dipelajarinya.
§ Memberikan
tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan
dengan materi pembelajaran yang telah dibahas.
E. Keterampilan Mengelola Kelas
(Classroom Management)
1. Pengertian
Peran guru sebagai pengelola kelas
(manager of learning) merupakan peran yang sangat penting.
Pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru mencipyakan dan memeliharan kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana
pembelajaran.
2. Jenis
Perilaku yang Mengganggu Iklim Pembelajaran
a. Tidak
adanya Perhatian
Perilaku yang ditunjukan oleh siswa
tersebut, bersumber dari kurangnya motivasi belajar siswa, yang dapat didorong
oleh:
§ Siswa
menganggap tidak penting terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas
§ Siswa
merasa telah memiliki kemampuan dan pemahaman akan materi pembelajaran yang
sedang dibahas
§ Siswa
merasa bosan atau tidak sesuai dengan pola mengajar yang diharapkan guru.
§ Siswa
memandang guru kurang menguasai bahan pelajaran yang sedang disajikan.
b. Perilaku
mengganggu
Perilaku mengganggu bias muncul dari beberapa
factor, diantaranya:
§ Kondisi
psikologis siswa, misalnya siswa ingin diperhatikan atau MPO (Mencari Perhatian
Orang)
§ Siswa
pernah mengalami perlakuan yang tidak mengenakkan dari guru, sehingga secara
tidak sadar ia memiliki perasaan semacam balas dendam.
3. Teknik
mengelola kelas
a. Menciptakan
Kondisi Belajar yang Optimal
b. Menunjukkan
Sikap Tanggap
c. Memusatkan
Perhatian
d. Memberikan
Petunjuk dan Tujuan yang Jelas
e. Memberikan
Teguran dan Penguatan
4. Pengendalian
Iklim Pembelajaran
Apabila guru sudah merasa sulit
menciptakan iklim belajar mengajar yang baik oleh karena adanya
gangguan-gangguan yang sulit dikendalikan, maka guru dapat bekerja sama dengan
guru konselor atau mungkin dengan kepala sekkolah.
Sebelum penanganan dilakukan dengan
melihatkan pihak luar, guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Guru
perlu menganalisis mengapa terjadi penyimpangan-penyimpangan tingkah laku
siswa. Melalui pemahaman latar belakang perilaku siswa, guru dapat memodifikasi
tingkah laku yang di anggap kurang wajar.
b. Guru
dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah melalui pendekatan kelompok
dengan maksud agar setiap individu dapat bekerja sama dan berkomunikasi dalam
kelompoknya.
F. Keterampilan
Menjelaskan
Keterampilan
menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.[1]
Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua,
yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara
keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang
dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan.
Dan
penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi dan pemberian tekanan.
G. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok
Kecil
1.
Pengertian
Diskusi
kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan
tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan
suatu masalah (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:79). Sedangkan pengertian
keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok kecil ialah
keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan
diskusi kelompok kecil dengan efektif (Suwarna,2006:79).
2. Tujuan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut :
a.
Siswa dapat saling memberi informasi
atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus
dipecahkan mereka
b.
Siswa dapat mengembangkan pengetahuan
dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
c.
Siswa terlibat dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:80).
1. Pengertian
Untuk lebih mengenal atau mengetahui keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan, mari kita simak ilustrasi berikut ini
Bu Nani, guru Kelas IV di SD Negeri Tidung pada suatu hari harus merangkap kelas
V karena Bu Tini berhalangan hadir. Untuk mengajar kelas tersebut, secara
medadak Bu Tini mendapat rencana. Kelas IV yang jumlahnya 22 orang dibaginy
menjadi 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 orang. Udin dan Abdi
disuruh bekerja sendiri karena mereka sangat cepat membaca. Kelompok dan anak
yang bekerja sendiri disuruh membaca satu wacana secara singkat dan kemudian
menjawab pertanyaan yang diberikan. Jika Udin dan Abdi sudah selesai
mengerjakan tugasnya mereka diminta membantu kelompok yang belum selesai.
Sementara Kelas IV bekerja. Bu Nani akan mengajar kelas , dan sewaktu-waktu
pergi ke Kelas IV untuk membantu kelompok.
Ilustrasi di atas menggambarkan rencana mengajar kelompok kecil dan
perorangan yang dibuat secara mendadak oleh Bu Nani. Jika Kita kaji ilustrasi
tersebut dengan cermat. Kita akan melihat bahwa kelas IV dibagi menjadi 5
kelompok. Disamping itu, ada murid yang secara perorangan karena keduanya
biasanya bekerja sangat cepat. Jadi dalam waktu yang sama, Bu Nani akan
memadu Murid yang belajar perorangan dan secara kelompok. Dengan demikian
mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah belajar yang memungkinkan guru
dalam waktu yang sama menghadapi kelompok kecil dan murid yang bekerja secara
perorangan. Setiap kelompok dan perorangan mempunyai kesempatan untuk bertatap
muka dengan guru.
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal
biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok
kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau
belajar secara perorangan. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan
interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya
kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan
kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam
merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk
memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat
menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok
kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa,
serta waktu dan fasilitas yang tersedia.
Adapun alasan-alasan perlu dikuasai guru dalam mengajar kelompok kecil dan
perorangan sebagai berikut :
a.
Pada dasarnya
murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda. Dalam pengajaran
klasikal, guru memperlakukan murid dengan cara yang sama, sehingga perbedaan
kemampuan dan cara belajar murid hampir tak pernah mendapat perhatian.
b.
Pengajaran
kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hubungan antarpribadi
yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan murid dan murid dengan murid.
c.
Kadang-kadang
murid dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar temannya atau dengan cara
belajar bersama teman seperti mengerjakan tugas bersama dan bertukar pendapat.
d.
Kegiatan
kelompok kecil memungkinkan murid terlihat lebih aktif falam belajar, sehingga
tanggung jawab murid dalam belajar juga menjadi lebih besar.
e.
Sejalan dengan
kegiatan kelompok kecil, kegiatan individual atau perorangan juga mempunyai
berbagai kekurangan.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru
karena penerapannya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda.
Selain itu, pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kemungkinan
terjadinya hubungan interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa,
terjadinya proses saling belajar antara siswa yang satu dengan lainnya,
memudahkan guru dalam memantau pemerolehan belajar siswa, dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa, dapat menumbuhkembangkan semangat saling membantu,
serta memungkinkan guru dapat mencurahkan perhatiannya pada cara belajar siswa
tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi
siswa tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan
guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan
memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Buku:
Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengarang:
Wina Sanjaya
Penerbit:
Kencana Prinaga Media Group tahun 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar