Kamis, 13 Desember 2012

logo SMKN 1 Lembah Melintang


SMKN 1 Lembah Melintang adalah sekolah satu-satunya sekolah kejuruan unggulan buat masyarakat Ujung Gading dan sekitarnya.

Kamis, 15 November 2012

KETERAMPILAN DASAR SEORANG GURU PROFISIONAL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada sejumlah keterampilan yang harus dimiliki seseorang guru agar dalam mengerjakan tugas profesionalnya berhasil secara optimal. Para ahli dari Stanford university dan Sidney University mengidentifikasi sekitar 23 jenis keterampilan mengajar.
Menurut Wragg (1974) dari sejumlah keterampilan tersebut dapat diperas menjadi beberapa keterampilan. Beberapa keterampilan dasar yang dianggapa sangat penting dan dianggap dapat menunjang dalam implementasi KBK dijelaskan.














BAB II
PEMBAHASAN
A. Ketermpilan Dasar Bertanya (Questioning)
1.      Pengertian
Keterampilan bertanya, bagi seseorang guru merupakan katerampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Karena itu dalam setiap proses pembelajaran, pembelajaran apa pun yang digunakan bertanya merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Para ahli percaya, pertanyaan yang baik, memiliki dampak yang positif terhadap siswa, diatntaranya:
a.       Dapat meningkatkan partisipsi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran
b.      Dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, sebab berfikir itu sendiri pada hakikatnya bertanya
c.       Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban
d.      Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas
2.      Jenis-jenis Pertanyaan
Dilihad dari maksudnya, pertanyaan terdiri dari:
a.       Pertanyaan permintaan (compliance question), yaitu pertanyaan yang mengandung unsure suruhan dengan harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang di ucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan siswa.
b.      Pertanyaan ritoris (rhetorical question), yakni jenis pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa, akan tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
c.       Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question), adalah pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun proses berfikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.
d.      Pertanyaan menggali (probing question) adalah pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban. Jenis pertanyaan ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
Dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi.
a.       Pertangan pengetahuan (knowledge question)
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang memiliki tingkat kesulitan yang paling rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu dinamakan juga pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali (recall question)
b.      Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
Dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan pemahaman lebih sulit dibandingkan dengan pertanyaan jenis pertama, oleh sebab pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk mengungkapkan kembali apa yang di ingatnya, akan tetapi pertanyaan yang mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
c.       Pertanyaan aplikatif (application question)
Adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.
d.      Pertanyaan analisis (analysis question)
Adalah pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat menguraikan suatu konsep tertentu.
e.       Pertanyaan sintesis (syinthesis question)
Pertanyaan jenis ini menghendaki agar siswa dapat membuat semacam ringkasan melalui bagan dari suatu kajian meteri pembelajaran.
f.       Pertanyaan evaluasi (evaluation question)
Adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.
3.      Teknik-teknik bertanya
a.       Beberapa petunjuk teknis
1.      Tunjukan keantusiasan dan kehangatan
Adalah cara guru mengekspresiasikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan.
2.      Berikan waktu secukupnya kepada siswa untuk berfikir
Adalah ketidaksabaran untuk segera menemukan jawaban yang sesuai dengan harapan guru.
3.      Atur lalu lintas bertanya jawab
Adalah ketika guru bertanya secara bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit menangkap makna jawaban yang diberikan guru.
4.      Hindari pertanyaan ganda
Adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.
b.      Meningkatkan kualitas pertanyaan
1.      Berikan pertanyaan secara berjenjang
Adalah pengaturan pertanyaan yang dimulai dari pertanyaan tingkat rendah ke pertanyaan tingkat tinggi.
2.      Gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk melacak
Pertanyaan yang sifatnya melacak sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas bertanya sebagai alat pembelajaran. Beberapa hal yang berkaitan dengan pertanyaan melacak di antaranya:
§  Ketika guru mendapatkan jawaban siswa dengan struktur kalimat yang rancu atau tidak jelas, maka guru dapat mengajukan pertanyaan yang mengharapkan siswa memperbaiki kalimat yang diajukan.
§  Ketika siswa menjawab berdasarkan alur pikiran atau pandangan merut siswa sendiri, maka guru dapat mengajukan pertanyaan agar siswa dapat memberikan argumentasi yang tepat dari siswa.
§  Ketika siswa menjawab belum lengkap sesuai dengan konsep yang benar, maka guru dapat membimbing agar siswa memberika jawaban yang lengkap.
B. Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan (Reinforcement)
1.      Pengertian
Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatan atau responsnya yang diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi.
2.      Jenis-jenis penguatan
Ada dua jenis penguatan yang bisa diberikan oleh guru yaitu penguatan verbal dan non-verbal.
a.       Penguatan Verbal
Penguatan verbal adalah penguatan yang diungkapkan dengan kata-kata baik kata-kata pujian dan penghargaan atau kata-kata koreksi.
b.      Penguatan Non-Verbal
Penguatan non-verbal adalah penguatan yang diungkapkan melalui bahasa isyarat.
3.      Teknik Memberikan Penguatan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan penguatan agar penguatan itu dapat meningkatkan motivasi pembelajaran.
1.      Kehangatan dan Keantusisan
Ketika guru memberikan penguatan , tunjukan sikap yang hangat dan antusias, bahwa penguatan itu benar-benar diberikan sebagai balasan yang diberikan siswa.
2.      Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru adalah penguatan yang wajar, sehingga benar-benar bermakna untuk siswa.
3.      Gunakan Penguatan yang Bervariasi
Penguatan yang digunakan dengan bahasa verbal dan dengan gerakan-gerakan.
4.      Berikan Penguatan dengan Segera
Penguatan perlu diberikan segera setetalah muncul respons atau tingkah laku tertentu.
C. Keterampilan Dasar Variasi Stimulus (Variation Stimulus)
1.      Pengertian
Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.
2.      Jenis-jenis Variasi
Minimal ada tiga jenis variasi stimulus yang dapat dilakukan guru, yaitu:
a.       Variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses pembelajaran
b.      Variasa dalam menggunakan media/ alat bantu pembelajaran
c.       Variasi dalam melakukan pola interaksi
3.      Teknik-teknik Variasi Stimulus
a.       Variasi pada Waktu Melaksanakan Proses Pembelajaran
§  Penggunaan Variasi Suara (teacher voice)
Guru yang terampil megatur volume suaranya, sehingga pesan mudah ditangkap dan dipahami oleh seluruh siswa. Guru harus mampu mengatur irama suaranya. Ia juga akan mampu mengatur irama suara sesuai dengan isi pesan yang ingin disampaikan.
§  Pemusutan Perhatian (focusing)
Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru untuk memfokuskan perhatian siswa.
§  Kebisaaan Guru (teacher silence)
Guru mencoba untuk tidak berkata apa-apa. Teknik ini bisa digunakan untuk menarik perhatian siswa, kemudian guru diam sambil menatap siswa satu persatu, pastu mereka akan diam.
§  Mengadakan Kontrak Pandang (eye contact)
Pandang setiap mata siswa dengan penuh pehatian sebagai tanda bahwa kita memperhatikan mereka. Bahwa kontak mata dapat menjadi magnet untuk menarik perhatian setiap siswa.
§  Gerak Guru (teacher movement)
Gerakan-gerakan guru dapat membantu untuk kelancaran berkomunikasi, sehingga pesan yang disampaikan mudah dipahami dan diterima oleh siswa.
b.      Variasi dalam menggunakan media dan alat pembelajaran
Variasi penggunaan media dan alat pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti menggunakan gambar, slide, foto, bagan dan lain sebagainya.
b.      Variasi alat atau media yang dapat didengar (auditif) seperti menggunakan radio, music, deklamasi, puisi, dan lain sebagainya.
c.       Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan gerakan (mutorik).
c.       Variasi dalam Berintekrasi
Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

·         Oval: GPola Interaksi Satu Arah
 




·         Oval: SOval: SOval: GPola Interaksi Dua Arah
 




·         Oval: SOval: SOval: GPola Interaaksi Multi-Arah
 



Gambar  9-1
Beberapa Pola Interaksi

D. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and Closure)
1.      Saat Membuka Pelajaran (set induction)
a.       Pengertian Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran atau set induction adalah usaha yang dilkukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.
b.      Tujuan dan Teknik Membuka Pelajaran
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah untuk:
·         Menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan:
§  Menyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang dilakukan berguna untuk dirinya.
§  Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa misalnya dengan menggunakan alat bantu.
§  Melakukan interaksi yang menyenangkan
·         Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan:
§  Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan
§  Menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan
§  Mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa
·         Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan:
§  Mengemukan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
§  Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilkukan.
§  Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelaran berlangsung.
2.      Menutup Pembelajaran
1.      Pengertian Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengethui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
2.      Teknik Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara:
§  Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.
§  Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkikan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
§  Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya.
§  Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pembelajaran yang telah dibahas.
E. Keterampilan Mengelola Kelas (Classroom Management)
1.      Pengertian
Peran guru sebagai pengelola kelas (manager of learning) merupakan peran yang sangat penting.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru mencipyakan dan memeliharan kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana pembelajaran.
2.      Jenis Perilaku yang Mengganggu Iklim Pembelajaran
a.       Tidak adanya Perhatian
Perilaku yang ditunjukan oleh siswa tersebut, bersumber dari kurangnya motivasi belajar siswa, yang dapat didorong oleh:
§  Siswa menganggap tidak penting terhadap materi pelajaran yang sedang dibahas
§  Siswa merasa telah memiliki kemampuan dan pemahaman akan materi pembelajaran yang sedang dibahas
§  Siswa merasa bosan atau tidak sesuai dengan pola mengajar yang diharapkan guru.
§  Siswa memandang guru kurang menguasai bahan pelajaran yang sedang disajikan.
b.      Perilaku mengganggu
Perilaku mengganggu bias muncul dari beberapa factor, diantaranya:
§  Kondisi psikologis siswa, misalnya siswa ingin diperhatikan atau MPO (Mencari Perhatian Orang)
§  Siswa pernah mengalami perlakuan yang tidak mengenakkan dari guru, sehingga secara tidak sadar ia memiliki perasaan semacam balas dendam.
3.      Teknik mengelola kelas
a.       Menciptakan Kondisi Belajar yang Optimal
b.      Menunjukkan Sikap Tanggap
c.       Memusatkan Perhatian
d.      Memberikan Petunjuk dan Tujuan yang Jelas
e.       Memberikan Teguran dan Penguatan
4.      Pengendalian Iklim Pembelajaran
Apabila guru sudah merasa sulit menciptakan iklim belajar mengajar yang baik oleh karena adanya gangguan-gangguan yang sulit dikendalikan, maka guru dapat bekerja sama dengan guru konselor atau mungkin dengan kepala sekkolah.
Sebelum penanganan dilakukan dengan melihatkan pihak luar, guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.       Guru perlu menganalisis mengapa terjadi penyimpangan-penyimpangan tingkah laku siswa. Melalui pemahaman latar belakang perilaku siswa, guru dapat memodifikasi tingkah laku yang di anggap kurang wajar.
b.      Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah melalui pendekatan kelompok dengan maksud agar setiap individu dapat bekerja sama dan berkomunikasi dalam kelompoknya.


F. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya.[1] Secara garis besar komponen-komponen keterampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi dan  pemberian tekanan.
G. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
1. Pengertian
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan, atau memecahkan suatu masalah (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:79). Sedangkan pengertian keterampilan dasar mengajar membimbing diskusi kelompok kecil ialah keterampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif (Suwarna,2006:79).

2. Tujuan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan sebagai berikut :
a.       Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan mereka
b.      Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan berkomunikasi
c.       Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan (Mulyasa, Hasibuan dalam Suwarna,2006:80).
1. Pengertian
Untuk lebih mengenal atau mengetahui keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, mari kita simak ilustrasi berikut ini
Bu Nani, guru Kelas IV di SD Negeri Tidung pada suatu hari harus merangkap kelas V karena Bu Tini berhalangan hadir. Untuk mengajar kelas tersebut, secara medadak Bu Tini mendapat rencana. Kelas IV yang jumlahnya 22 orang dibaginy menjadi 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 orang. Udin dan Abdi disuruh bekerja sendiri karena mereka sangat cepat membaca. Kelompok dan anak yang bekerja sendiri disuruh membaca satu wacana secara singkat dan kemudian menjawab pertanyaan yang diberikan. Jika Udin dan Abdi sudah selesai mengerjakan tugasnya mereka diminta membantu kelompok yang belum selesai. Sementara Kelas IV bekerja. Bu Nani akan mengajar kelas , dan sewaktu-waktu pergi ke Kelas IV untuk membantu kelompok.
Ilustrasi di atas menggambarkan rencana mengajar kelompok kecil dan perorangan yang dibuat secara mendadak oleh Bu Nani. Jika Kita kaji ilustrasi tersebut dengan cermat. Kita akan melihat bahwa kelas IV dibagi menjadi 5 kelompok. Disamping itu, ada murid yang secara perorangan karena keduanya biasanya bekerja sangat  cepat. Jadi dalam waktu yang sama, Bu Nani akan memadu Murid yang belajar perorangan dan secara kelompok. Dengan demikian mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah belajar yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi kelompok kecil dan murid yang bekerja secara perorangan. Setiap kelompok dan perorangan mempunyai kesempatan untuk bertatap muka dengan guru.
Mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan bentuk mengajar klasikal biasa yang memungkinkan guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil yang belajar secara kelompok dan beberapa orang siswa yang bekerja atau belajar secara perorangan. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia.
Adapun alasan-alasan perlu dikuasai guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan sebagai berikut :
a.       Pada dasarnya murid mempunyai kemampuan dan cara belajar yang berbeda. Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan murid dengan cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan dan cara belajar murid hampir tak pernah mendapat perhatian.
b.      Pengajaran kelompok kecil dan perorangan memungkinkan terjadinya hubungan antarpribadi yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan murid dan murid dengan murid.
c.       Kadang-kadang murid dapat lebih mudah belajar dengan cara mengajar temannya atau dengan cara belajar bersama teman seperti mengerjakan tugas bersama dan bertukar pendapat.
d.      Kegiatan kelompok kecil memungkinkan murid terlihat lebih aktif falam belajar, sehingga tanggung jawab murid dalam belajar juga menjadi lebih besar.
e.       Sejalan dengan kegiatan kelompok kecil, kegiatan individual atau perorangan juga mempunyai berbagai kekurangan.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan perlu dikuasai guru karena penerapannya dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. Selain itu, pembelajaran kelompok kecil dan perorangan memberi kemungkinan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat antara guru dengan siswa, terjadinya proses saling belajar antara siswa yang satu dengan lainnya, memudahkan guru dalam memantau pemerolehan belajar siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat menumbuhkembangkan semangat saling membantu, serta memungkinkan guru dapat mencurahkan perhatiannya pada cara belajar siswa tertentu sehingga dapat menemukan cara pendekatan belajar yang sesuai bagi siswa tersebut.














BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam keterampilan dasar mengajar tersebut ada 8 keterampilan yang dapat digunakan guru selama proses belajar mengajar yaitu; keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
















DAFTAR PUSTAKA

Buku: Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengarang: Wina Sanjaya
Penerbit: Kencana Prinaga Media Group tahun 2008


[1] Semiawan Conny,dkk,Pendekatan Keterampilan Proses,(jakarta:PT Gramedia 1992), hal. 98